Kamis, 17 Januari 2013

peningkatan kinerja bidan


Kinerja adalah sebuah aksi yang terdiri dari komponen-komponen dimana sifatnya individulis yang tergantung pada kemampuan, usaha dan kesempatan. Hal ini berarti bahwa kinerja merupakan hasil kerja karyawan dalam bekerja untuk periode waktu tertentu dan penekanannya pada hasil kerja yang diselesaikan.
Jadi kinerja dapat diartikan seluruh hasil yang di produksi pada fungsi pekerjaan atau aktifitas khusus selama periode tertentu.
Menurut sunarto (2003) menyampaikan bahwa kinerja yang tinggi dapat tercapai oleh kepercayaan timbal balik yang tinggi antara anggota-anggotanya yang mempercayai integritas, karakteristik dan setiap anggota lain, untuk mencapai kinerja yang tinggi memerlukan waktu, kepercayaan dari setiap menejemen.
Menurut Bernardir dan Russel, 1993 menyampaikan bahwa kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu dalam waktu kurun tertentu.
Kinerja mengandung dua komponen penting yaitu kompetensi dimana individu atau organisasi memiliki kemampuan untuk mengidentifikasikan tingkat kinerjanya, kemudian produktivitas merupakan komponen dari hasil tindakan-tindakan yang tepat sehingga mencapai hasil kerja.
Menurut Gibson, 1987. Ada tiga faktor yang berpengaruh dalam kinerja seseorang yaitu :
1.      Faktor individu yaitu kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga, pengalaman, tingkat sosial dan demografi.
2.      Faktor psikologi yaitu presepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja.
3.      Faktor organisasi yaitu struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan dan sistem penghargaan.
Jadi, peningkatan kinerja bidan adalah suatu upaya peningkatan kemampuan managerial dan kinerja bidan disarana atau institusi pelayanan kesehatan untuk mencapai pelayanan kesehatan yang bermutu.
Tujuan dari peningkatan kinerja bidan adalah sebagai berikut:
1.      Meningkatkannya pengetahuan dan keterampilan bidan.
2.      Meningkatkannya kepatuhan penggunaan standar dalam melakukan pelayanan kebidanan.
3.      Meningkatkannya kemampuan managerial pelayanan kebidanan.
4.      Meningkatkannya pelaksanaan monitoring kinerja bidan berdasarkan indikator kinerja yang disepakati.
5.      Meningkatkannya kegiatan diskusi refleksi kasus kebidanan
6.      Meningkatkan mutu asuhan kebidanan.
7.      Meningkatkannya kepuasan pasien terhadap pelayanan kebidanan.
Dalam menerapkan peningkatan kinerja bidan diperlukan latihan ketrampilan dimana ditekankan pada lima komponen yang mendukung penguasaan yaitu :
1.      Standar merupakan komponen utama meliputi standar profesi, standar operasional prosedur dan pedoman yang digunakan bidan di sarana pelayanan kesehatan. Standar ini sebagai acuan pelayanan kesehatan bermutu sehingga setiap tindakan dan kegiatan berorientasi pada budaya mutu, selain itu standar dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pekerjaan serta meningkatkan motivasi dan pendayagunaan staf.
2.      Uraian tugas adalah seperangkat fungsi, tugas dan tanggungjawab yang dijabarkan dalam suatu pekerjaan yang dapat menunjukan jenis spesifikasi pekerjaan. Kejelasan uraian tugas dapat membantu bidan untuk melaksanakan kegiatan sehingga kinerja bidan secara objektif mencapai nilai yang optimal.
3.      Indikator kinerja bidan adalah variabel untuk mengukur prestasi suatu pelaksanaan kegiatan dalam waktu tertentu yang berfokus pada hasil asuhan kebidanan dan peningkatan pelayanan indikator klinis.
4.      Diskusi refleksi kasus adalah metode yang merefleksikan pengalaman klinis bidan dalam menerapkan dan uraian tugas.
5.      Kegiatan monitoring meliputi pengumpulan data dan analisis terhadap indikator kinerja yang telah disepakati dan dilaksanakan secara periodik. Monitoring bermanfaat untuk mengidentifikasi penyimpangan dan mempercepat pencapaian target.
Prinsip-prisip yang diterapkan dalam peningkatan kinerja bidan mencakup beberapa hal :
1.      Komitmen atau tanggungjawab yaitu setiap bidan yang berkomitmen melaksanakan peningkatan kinerja bidan secara optimal.
2.      Kualitas yaitu peningkatan kualitas sumber daya manusia kebidanan meliputi kinerja dan hasil pelayanannya dan dapat diterapkan dalam kinerja sehari-hari sehingga akan mencitrakan pelayanan kebidanan yang baik.
3.      Kerja tim merupakan dorongan kerja sama kelompok antara tenaga kesehatan.
4.      Pembelajaran kelanjutan dimana setiap individu meningkatkan pengetahuan dan ketampilan sehingga dapat mengikuti perkembangan iptek.
5.      Efektif dan efisien dapat meningkatkan kinerja bidan sesuai standar dan uraian tugas serta diikuti dengan monitoring.
Strategi dalam meningkatkan kinerja bidan yaitu :
1.      Membangun komitmen merupakan suatu langkah awal yang menentukan untuk keberhasilan penerapan kinerja bidan.
2.      Melibatkan stakeholder atau pihak terbaik diharapkan dapat memberikan dukungan yang nyata baik moril maupun materiil.
3.      Mengelola sumber daya, sumber dana dan fasilitas ditingkatkan untuk mengoptimalkan keberhasilan peningkatan kinerja bidan.
4.      Profesionalisme dilaksanakan sesuai evidence dan perencanaan yang matang serta diimplementasikan berdasarkan pedoman pelayanan kesehatan yang terkait.
5.      Desentralisasi disesuaikan dengan kondisi daerah dan otonomi.
Cara untuk meningkatkan kinerja menurut Timpe 1993 yaitu :
1.      Diagnosis dapat dilakukan secara informal oleh setiap individu
2.      Pelatihan dapat membantu manajemen yang tepat
3.      Tindakan untuk mencapai hasil maksimal
Dalam peningkatan kinerja bidan dibutuhkan sebuah nilai penilaian mutu pelayanan salah satunya adalah analisis SWOT yaitu suatu cara menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal menjadi langkah-langkah strategi dalam pengoptimalan usaha yang lebih menguntungkan. Adapun aspek-aspek yang menentukan faktor internal dan eksternal yaitu :
1.      Streng atau kekuatan
a.       Tempat strategis
b.      Biaya terjangkau
c.       Pelayanan cepat dan tepat
d.      Tempat bersih dan nyaman
e.       Menerapkan asuhan kasih sayang ibu
2.      Weakness atau kelemahan
a.       Perilaku
3.      Opportunity atau kesempatan
4.      Treat atau ancaman
a.       Bidan terancam karena adanya bidan desa

Menurut WHO indikator kinerja dapat digunakan untuk mengukur kinerja bidan pada tatanan klinis karena indikator tersebut merupakan variabel yang mengukur perubahan baik langsung maupun tidak langsung.
Indikator yang berfokus pada asuhan pada pasien dan proses spesifik merupakan indikator klinis dimana ukuran kualitas sebagai pedoman untuk mengukur dan mengevaluasi asuhan pasien dan berdampak terhadap kinerja pelayanan.
Menurut Departemen kesehatan 2006 sistem klasifikasi indikator didasarkan atas kerangka kerja yang logis dimana kontinum input atau masukan hingga outcomes atau hasil akhir.
a.       Indikator input merujuk pada sumber yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas alat atau fasilitas, informasi dan dana serta peraturan.
b.      Indikator proses adalah memonitoring tugas dan kegiatan yang dilakukan.
c.       Indikator output mengukur hasil yang meliputi cakupan termasuk pengetahuan, sikap dan perubahan perilaku
d.      Indikator outcomes digunakan untuk menilai perubahan atau dampak suatu program, perkembangan jangka panjang.

Manfaat penilaian peningkatan kinerja bidan adalah :
a.       Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang digunakan untuk prestasi.
b.      Untuk mengukur kinerja bidan dalam menyelesaikan tugas
c.       Sebagai dasar untuk mengevaluasi efektivitas seluruh kegiatan kebidanan
d.      Sebagai alat untuk melihat kekurangan dan meningkatkan kemampuan bidan selanjutnya
e.       Sebagai alat untuk memperbaiki atau mengembangkan kecakapan bidan.

PONEK


Puskesmas adalah pusat kesehatan masyarakat dimana unit pelaksana teknis dinas kesehatan kebupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja.
            Rumah sakit umum daerah adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan semua bidang dan jenis penyakit dimana kepemilikan pemerintah daerah yang berlokasi diwilayah administrasi propinsi, kabupaten atau kota.
            PONED adalah pelayanan obstetri neonatal emergensy dasar meliputi kemampuan untuk menandatangani dan merujuk hipertensi dalam kehamilan, tindakan pertolongan distosia bahu dan ekstrasi vacum pada pertolongan persalinan, perdarahan post partum, infeksi nifas, bayi berat lahir rendah dan hipotermi, hipoglikemia ikterus, hiperbilirubimia, masalah pemberian minum pada bayi, aspiksia pada bayi, gangguan napas pada bayi, kejang pada bayi baru lahir, infeksi neonatal serta persiapan umum sebelum tindakan kegaawat daruratan obstetri neonatal ( kewaspadaan universal standar ).
            Puskesmas PONED adalah puskesmas rawat inap yang mempunyai kemampuan serta fasilitas PONED siap 24 jam untuk memberikan pelayanan terhadap ibu hamil,bersalin dan nifas serta bayi baru lahir dengan komplikasi baik yang datang sendiri atau atas rujukan kader atau masyarakat, bidan desa , puskesmas dan melakukan rujukan ke RUMAH SAKIT PONEK pada kasus yang tidak mampu ditangani.
            PONEK adalah pelayanan obstetrik neonatal emergensy komperhensif dirumah sakit meliputi kemampuan untuk melakukan tindakan seksio cesaria, histerektomi, reparasi ruptura uteri, cedera kandung/saluran kemih, perawatan intensif ibu dan neonatal dan  tranfusi darah.

            Rumah sakit PONEK 24 jam adalah Rumah sakit adalah rumah sakit yang memiliki kemampuan serta fasilitas PONEK siap 24 jam untuk memberikan pelayanan terhadap ibu hamil, bersalin , nifas dan bayi baru lahir dengan komplikasi baik yang datang sendiri atau rujukan kader atau masyarakat , bidan desa ,puskesmas dan puskesmas PONED.
            Penanganan definitif adalah penanganan atau pemberian tindakan terakhir untuk menyelesaikan permasalahan setiap kasus komplikasi kebidanan.
            Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu dengan komplikasi kebidanan disuatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang mendapat penanganan definitif sesuai dengan standart oleh tenaga kerja pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan (polindes, puskesmas, puskesmas PONED, rumah bersalin, RSIA atau RSB, RSU, RSU PONEK).
            Rumah sakit PONEK 24 jam merupakan bagian dari sistem rujukan kegawat daruratan dalam maternal dan neonatal, dimana kunci keberhasilan PONEK adalah ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kopetensi, prasarana dan menejemen yang handal. Untuk mencapai kompetensi dalam bidang tertentu, memerlukan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perubahan prilaku dalam pelayanan kepada pasien.
            Peningkatan sarana dan prasarana serta pengadaan peralatan kesehatan untuk progam PONEK di Rumah sakit,memiliki persyaratan umum :
a.       Dokter jaga terlatih di UGD.
Mengatasi kasus emergency baik secara umum maupun emergency obstetri neonatal
b.      Dokter, bidan, perawat dengan keterampilan terlatih tim PONEK.
c.       Kamar operasi yang siap 24 jam
Kasus emergency atau umum
d.      Dukungan tim pelayanan PONEK.
( dokter kebidanan, dokter anak, dokter atau petugas anastesi, dokter penyakit dalam, dokter spesialis lain serta dokter umum, bidan dan perawat)
e.       Penyediaan darah 24 jam
f.       Memiliki prosedur pendelegasian wewenang tertentu

            Sesuai keputusan menteri kesehatan republik indonesia nomor 1051/MENKES/SK/XI/2008 menjelaskan tentang pedoman penyelenggaraan pelayanan obstetri neonatal emergency komprehensif memiliki persyaratan yang harus diperhatikan yaitu ruang material dimana kamar bersalin berdekatan dengan kamar operasi dan IGD, luas minimal 6 m2 /orang, paling kecil berukuran 12 m2,harus ada tempat ibu terpisah dimana ibu bersalin mempunyai privasi agar keluarga dapat hadir, ruang bersalin tidak boleh merupakan lalu lalang orang, bila kamar operasi dalam ruangan yang sama upayakan tidak melintas pada ruang bersalin, kamar bersalin terletak dekat ruang kamar neonatal dengan komplikasi transpotasi bayi untuk memudahkan ruang komplikasi ke ruang rawat, idealnya sebuah ruang bersalin merupakan unit terintegrasi : kala 1, kala 2, kala 3 yang berarti setiap pasien diperlakukan utuh sampe kala 4 bgi ibu bersama bayinya secara privasi, bila tidak memungkingkan maka diperlukan 2 kamar kala 1 dan sebuah kamar kala 2.
            Tujuan utama dari sistem PONEK adalah mampu menyelamatkan ibu dan bayi baru lahir melalui program rujukan berencana dalam suatu wilayah kabupaten kota madya atau propinsi.
            Upaya pelayanan PONEK yaitu :
a.       Stabilisasi di UGD dan persiapan untuk pengobatan definitif.
b.      Penanganan kasus gawat darurat oleh tim PONEK RS diruang tindakan.
c.       Penanganan operatif cepat dan tepat meliputi laparotomi dan sectio cesaria.
d.      Perawatan intensif ibu dan bayi.
e.       Pelayanan asuhan antenatal resiko tinggi.
            Ruang lingkup pelayanan kesehatan maternal dan neonatal pada PONEK terbagi atas dua kelas, antara lain :
        I.            PONEK RUMAH SAKIT KELAS C
1)      Pelayanan kesehatan  maternal dan neonatal fisiologis
a.       Pelayanan kehamilan
b.      Pelayanan persalinan
c.       Pelayanan nifas
d.      Asuhan bayi baru lahir
e.       Imunisasi dan stimulasi, deteksi, intervensi dini tumbuh kembang
2)      Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal dengan resiko tinggi
a.       Perdarahan pada kehamilan muda
b.      Nyeri perut dalam kehamilan muda dan lanjut
c.       Gerak janin tidak dirasakan
d.      Demam dalam kehamilan dan persalinan
e.       Kehamilan etopik dan kehamilan etopik terganggu
f.       Kehamilan dengan nyeri kepala, gangguan penglihatan, kejang atau koma serta tekanan darah tinggi
g.       Persalinan dengan distansia uterus
h.      Gawat janin dalam persalinan
i.        Pelayanan terhadap syok
j.        Ketuban pecah dini
k.      Persalinan lama
l.        Induksi persalinan
m.    Ekstraksi cunam
n.      Sectio cesaria
o.      Episiotomi
p.      Kraniotomi dan kranio sintesis
q.      Malpresentasi dan malposisi
r.        Distosia bahu
s.       Prolapsus tali pusat
t.        Plasenta manual
u.      Perbaikan robekan serviks, vagina dan perineum
v.      Perbaikan robekan dinding uterus
w.     Reposisi insersio uteri
x.      Histerektomi
y.      Kompresi manual dan bimanual
z.       Dilatasi dan kuretase
aa.   Bayi baru lahir dengan asfeksia serta bayi berat lahir rendah
bb.  Demam pasca persalinan
cc.   Perdarahan pasca persalinan
dd.  Keluarga berencana
ee.   Hiperbilirubinemia
ff.    Asfiksia
gg.   Trauma kelahiran
hh.  Hipoglikemia
ii.      Sepsisneonatal
jj.      Gangguan pernafasan bayi
kk.  Perdarahan menorargia
ll.      Kista ovarium akut,Radang dan abses pelvic akut,Infeksi saluran ginetalia serta HIV AIDS.

     II.            PONEK RUMAH SAKIT kelas B
            Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal Fisiologis meliputi:
a.       Pelayanan kehamilan
b.      Pelayanan persalinan normal dan persalinan dengan tindakan operatif
c.       Pelayanan nifas
d.      Asuhan bayi baru lahir
e.       Imunisasi dan deteksi, intervensi dini tumbuh kembang
f.       Intensive unite
g.       NICU
h.      Endoscopy
            Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal dengan resiko tinggi
a.       Perdarahan pada kehamilan muda
b.      Nyeri perut / ektopik
c.       Kehamilan ektopik terganggu
d.      Hipertensi, preeklamsi dan eklamsi
e.       Perdarahan pada masa kehamilan
f.       Kehamilan metabolik
g.       Kelainan vaskuler atau jantung
h.      Gawat janin dalam persalinan
i.        Kelainan terhadap syok
j.        Ketuban pecah dini
k.      Persalinan macet
l.        Aspirasi vacum manual
m.    Seksio sesarea
n.      Episiotomi
o.      Kraniotomi dan kraniosintesis
p.      Mal presentasi dan mal posisi
q.      Distosia bahu
r.        Prolaksus tali pusat
s.       Placenta manual
t.        Perbaikan robekan servik
u.      Perbaikan robekan vagina dan perenium
v.      Perbaikan robekan dinding uterus
w.     Reposisi inersio uteri
x.      Histerektomi
y.      Sukar bernafas
z.       Kompresi bimanual dan aorta
aa.   Dilatasi dan kuretase
bb.  Masa nifas
cc.   Demam pasca persalinan
dd.  Perdarahan pasca persalinan
ee.   Nyeri perut pasca persalinan
ff.    Keluarga berencana
gg.   Hiper bilirubineme
hh.  Asfiksia
ii.      Trauma kelahiran
jj.      Kejang
kk.  Sepsis neonatal
ll.      Gangguan pernafasan
mm.                      Kelainan jantung ( payah jantung , payah jantung bawaan , PDA )
nn.  Gangguan perdarahan
oo.  Syok
pp.  Aspirasi mekonium
qq.  Koma
rr.     Inisiasi dini ASI
ss.    Kangaru mother care
tt.      Resusitasi neonatus
uu.  Pemberian minum pada bayi resiko tinggi
vv.  Pemberian cairan parental dan lain-lainnya.
Obat – obatan yang di gunakan standar Rumah sakit PONEK adalah 
Obat – obatan maternal :
a.    Ringer Asetat
b.    Dextrose 10 %
c.    Dextran 40 / HES
d.    Saline 0,9 %
e.    Adrenalin / Epinefrin
f.     Metronidazol
g.    Kadelex atau ampul KCL
h.    Larutan Ringer Laktat
i.      Kalsium Glukonat 10 %
j.      Ampisilin
k.    Gentamisin
l.      Kortison / Dexametason
m.  Aminophyline
n.    Transamin
o.    Dopamin
p.    Dobutamin
q.    Sodium Bikarbonat 8.4 %
r.     MgSO4 40 %
s.     Nifedipin
Obat-obatan maternal:
a.    Dextrose 10 %
b.    Dextrose 40 %
c.    N5
d.    KCL
e.    NaCl 0,9 % 25 ml
f.     NaCl 0,9 % 500 ml
g.    Kalsium Glukonat10 ml
h.    Dopamin
i.      Dobutomin
j.      Adrenalin / Epinefrin
k.    Morphin
l.      Sulfas atropin
m.  Midazolam
n.    Phenobarbital injeksi
o.    MgSO4 20 %
p.    Sodium bikarbonat 8,4 %,Ampisilin dan Gentamisin